Mengintip sekolah Islam modern berasrama

Sekolah berasrama berbasis agama sadar bukan merupakan hal baru di Indonesia, tapi tampaknya kemajuan ekonomi sebabkan timbulnya sekolah berasrama modern.

Jika sepanjang ini bisa saja sudah kerap terdengar pondok pesantren Islam maupun asrama sekolah Katolik dengan ajaran agama yang kuat, belakangan keluar sekolah berasrama yang masih berkarakter agama biarpun pelajaran agama tidak seketat sekolah asrama yang sebelumnya.

IIBS atau International Islamic Boarding School adalah tidak benar satu sekolah yang masih menawarkan unsur agama tapi tak kalah kuatnya adalah tawaran fasilitas premium.

“Di dalam asrama pendidikan terjadi lebih lama. Di sini kita mengajarkan budi pekerti, menambahkan tauziah dan langkah sholat merasa pukul enam hingga delapan malam sesudah itu siswa belajar mandiri,” kata Zerry Novian, Kepala Sekolah SMA International Islamic Boarding School yang terletak di kawasan industri Cikarang, Jawa Barat.

Di IIBS -sama seperti sekolah tradisi sekolah Islam berasrama- semua siswa, misalnya, mengaji tiap tiap harinya.

“Nilai-nilai agama Islam kita upayakan untuk disatukan dengan aktivitas sehari-hari,” malah Zerry.

Namun tak sekedar ajaran agama Islam yang kuat, IIBS terhitung menawarkan sejumlah tawaran yang tidak serupa dengan sekolah yang ada.

Fasilitas sekolah modern seperti tata audio di kelas dan terhitung perangkat pc modern melengkapi sejumlah area kelas IIBS.

Siswa terhitung diajarkan memanfaatkan bhs pengantar berbentuk bhs Inggris di sejumlah mata pelajarannya.

Untuk menanggung pengajaran berkualitas tinggi, IIBS pilih untuk mempekerjakan para tenaga pengajar lulusan S2 dan S3.

“Pengajar kita nyaris 25% adalah lulusan post graduate, tersedia yang S2, S3 dan tersedia yang lulusan luar negeri,” kata Zerry.
Pengalaman luar negeri
Dengan proses berasrama, maka kuantitas jam belajar praktis terhitung lebih banyak, selagi terhadap sisi lain kuantitas siswa yang relatif sedikit amat mungkin proses belajar yang lebih intensif.

Oleh dikarenakan itu IIBS dapat memadatkan pelajaran tingkat SMA dapat diselesaikan dalam selagi dua tahun, atau setahun lebih cepat dibanding dengan SMA lazim lainnya.

IIBS -yang dikelola oleh PT Internasional Islamic Boarding School- kini tengah berusaha untuk mengakses cabangnya di luar negeri.

Bagaimanapun permohonan supaya siswa-siswa mereka mendapat pengalaman belajar dan hidup di luar negeri sudah ditempuh dengan pengiriman siswa sepanjang satu bulan ke luar negeri.

“Itu merupakan program wajib kami, siswa boleh pilih apakah menghendaki sadar budaya barat di Kanada atau timur di kawasan Timur Tengah,” kata Zerry.

“Tahun lantas kita mengirimkan siswa kita ke Kanada dan Jordania. Di Jordania kita terhitung laksanakan misi kebudayaan dan diliput sarana massa di sana.”

Tinggal dan belajar sepanjang satu bulan di luar negeri sebenarnya menjadi tidak benar satu kewajiban yang wajib diikuti oleh siswa IIBS.

Biaya mahal
Untuk mendapatkan fasilitas belajar yang utama, maka siswa terhitung wajib siap untuk membayar mahal.

“Kami menghendaki menambahkan yang terbaik, tidak benar satu contohnya kita membayar suplai listrik di sekolah ini dengan tarif industri supaya terhindar berasal dari gangguan pemadaman listrik,” tutur Zerry.

Jadi jikalau kawasan kira-kira IIBS masih terancam listrik padam, para siswa IIBS tidak usah khawatir proses belajar mereka terhenti cuma dikarenakan aliran listrik yang terputus.

Tapi itu artinya adalah orang tua membayar ekstra.

Untuk masuk SMA di IIBS, misalnya, orang tua wajib merogoh rekeningnya sebesar Rp90 juta untuk th. pertama tetapi th. ke dua cuma membayar duit sekolah sebesar Rp5 juta per bulan.
Masih tersedia ulang tambahan biaya untuk kunjungan belajar ke luar negeri sepanjang satu bulan, kira-kira Rp40 juta lebih.

Namun biaya tampaknya bukan persoalan bagi sejumlah orang tua.

“Bagi saya dengan hasil yang kita peroleh maka duit yang kita keluarkan sepertinya tidak seimbang. Saya menyukai hasilnya dan biaya bagi kita tidak masalah,” kata Herman Sani, seorang pengusaha.

Dua putranya sudah tamat berasal dari IIBS dan melanjutkan pendidikan ke Universitas Indonesia, tengah satu ulang masih di IIBS.

Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi di Indonesia, maka jadi banyak pula orang yang dapat untuk mengirimkan anaknya ke sekolah berasrama modern.

“Demand untuk sekolah ini sebenarnya lumayan tinggi supaya laris dan sebenarnya peminatnya banyak berasal dari kelas menengah atas,” malah Prof Dr Bambang Pranowo.

Bagaimanapun Zerry Novian menegaskan bahwa IIBS bukan hanyalah sekolah berasrama modern yang mahal dengan pengajaran seperti sekolah lazim lainnya.

“Kami mengintegrasikan agama Islam ke dalam aktivitas sehari-hari,” tegas Zerry kepada BBC Indonesia.

Agaknya di sebuah negara yang tengah mengalamai pertumbuhan ekonomi -dengan masyarakat yang masih kuat memegang nilai-nilai agama- terbuka peluang untuk menawarkan suatu hal yang ‘mahal’ dengan karakter agama.

Tinggalkan komentar