Bikin Anak Senang di Pesantren?

Menjadi guru asrama atau pembina kamar asrama/musyrif musyrifah tentu tidak enteng dijalankan sembarang orang. Namun termasuk tidak sukar jika sesungguhnya punyai caranya. Satu yang tentu adalah semuanya ada plus minusnya dan hikmah dibalik itu semua.

Pengalaman saya yang sempat jadi musyrif di pondok pesantren Darul Ma’arif setidaknya mengimbuhkan pengalaman bagi saya spesial dan kira-kira saya. Pengalaman selanjutnya sangatlah bermakna gara-gara studi tidak mesti berada di ruang kelas atau di sekolah. Belajar secara real tentu dapat membangun pengalaman yang tidak ternilai harganya. Experince the best teacher. Itu yang saya rasakan.

Tips ini adalah pengalaman saya sekaligus tips berasal dari orang tua wali yang mengajarkan saya sikap di dalam sadar dunia anak rekomendasi sekolah berasrama. Di antara pengalaman dan hikmah itu adalah sebagai berikut:

Bagaimana caranya supaya anak-anak siap tinggal di pondok pesantren?

1. Orang tua mesti mengenalkan dunia pondok kepada anak sejak dini. Ini tentang impuls kedepannya berasal dari anak yang bersangkutan. Berikan pengertian mengapa ia mesti dipondokkan.

2. Carilah informasi sebanyak-banyaknya mengenai pondok. Kemudian alangkah baiknya informasi informasi selanjutnya disatuka beserta foto-foto pondok dan kegiatannya supaya anak dapat memilihnya. Tidak hanya satu versi pondok, namun berilah kebebasan kepada anak untuk pilih pondok yang ia sukai. Akan namun kebebasan selanjutnya tetap senantiasa di dalam koridor pengarahan berasal dari orang tua.

3. Ajarkan kemandirian sejak dini supaya terlalu anak dapat untuk mengurusi dirinya sendiri dan tidak bergantung kepada orang lain. Kemandirian di pesantren terlalu ditekankan.

4. Jangan hanya memberitahukan yang enak-enak saja mengenai masalah kehidupan. Ajarkan kepada anak bagaimana rasanya hidup, tentu ada bahagia ada duka. Anak mesti faham dapat euforia kehidupan ini gara-gara tentang masalah mental anak untuk dapat menghadapi kesulitan-kesulitan yang barangkali dapat ia menghadapi di pondok.

Latihlah anak-anak kita untuk hidup sederhana sejak dini.

Lalu Tips-tips Agar Anak-anak Betah di Pesantren?

1. Biasakan anak-anak independen sejak dini, supaya saat udah di pesantren udah dapat mengerjakan sesuatu sendiri.
Percaya diri sangatlah penting untuk ke depannya. Percaya diri atau bersama makna tren nya Pede, diperlukan di dalam mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada di Pesantren. Misalkan Latihan Pidato (muhadoroh), Bahtsul Masail, Amaliah Tadris, latihan Pramuka, latihan berbahasa Arab dan Inggris, dan lain sebagainya.
Bisa bergaul adalah salah satu kunci sukses untuk dapat betah di pesantren.
2. Terbisasa disiplin. Yang namanya pesantren bukan daerah penitipan anak, bukan pula kos-kosan yang hanya digunakan untuk daerah tidur saja. Pesantren ada peraturan dan norma-normanya yang mesti ditaati.
3. Tidak usah terlalu kerap dikunjungi. Santri baru tidak mesti sering-sering dikunjungi gara-gara alasan tertentu. Akibat jika sering-sering dikunjungi justru menyebabkan anak malas dan jadi punyai banyak waktu. Keinginan anak untuk masuk ke pesantren mesti lebih besar daripada ngekos atau sekolah di kira-kira lingkungan rumah.

Ini yang saya memperhatikan berasal dari anak-anak dan lebih dari satu rekan musyrif-misyrifah yang lain.

1. Orang tua murid jangan sampai lupa untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan anak di pesantren. Misalnya peralatan mandi, peralatan makan, peralatan shalat dan keperluan sehari-hari siswa.
2. Jangan lupa mencatat no. HP musyrif, atau pamong asrama. Jangan lupa termasuk untuk mencatat no. HP kamu di belakang almari anak bersama info yang sadar supaya anak enteng mengenalinya. Selain itu tinggalkan pesan dibalik pintu almari anak kata-kata impuls untuk penyemangat hidup.
3. Untuk kebaikan bersama beritahukan pembawaan dan sifat-sifat anak kamu kepada musyrif dan musyrifah atau pamong asrama. Selain itu jangan lupa beritahukan termasuk penyakit-penyakit anak jika ada dan diperlukan.
4. Terakhir, berilah kepercayaan secara penuh kepada musyrif dan musyrifah untuk edukatif anak kamu secara maksimal. Selain itu jagalah komunikasi secara baik bersama pengurus asrama.
Demikian pengalaman sedikit yang dapat saya sharing sebagai ilmu supaya dapat dimanfaatkan bersama.

Tinggalkan komentar