Pekerjaan ‘entry-level’ adalah pekerjaan yang membutuhkan sedikit atau tidak ada pengalaman, pelatihan, atau pendidikan sebagai kualifikasinya. Pekerjaan ini biasanya ditujukan untuk lulusan baru atau orang yang ingin memulai karir di bidang tertentu. Namun, akhir-akhir ini, pekerjaan ‘entry-level’ semakin sulit ditemukan atau diakses oleh para pencari kerja. Apa yang menyebabkan hal ini? Dan apa dampaknya bagi pasar tenaga kerja?
Penyebab Menurunnya Pekerjaan ‘Entry-Level’
Ada beberapa faktor yang menyebabkan pekerjaan ‘entry-level’ semakin berkurang atau meningkatkan persaingannya, antara lain:
- Dampak Pandemi COVID-19
Pandemi COVID-19 telah berdampak besar pada perekonomian dan pasar tenaga kerja di seluruh dunia. Banyak perusahaan yang terpaksa melakukan pemotongan anggaran, PHK, atau penutupan. Hal ini menyebabkan penurunan jumlah lowongan pekerjaan di virtual office jakarta pusat, termasuk pekerjaan ‘entry-level’. Selain itu, pandemi juga memaksa banyak pekerja untuk beralih ke pekerjaan ‘entry-level’ yang lebih aman atau fleksibel, seperti pekerjaan online atau freelance. Hal ini meningkatkan persaingan bagi para pencari kerja ‘entry-level’, terutama yang belum memiliki pengalaman atau keterampilan yang dibutuhkan. - Perubahan Teknologi dan Industri
Perkembangan teknologi dan industri juga berpengaruh pada pekerjaan ‘entry-level’. Banyak pekerjaan yang sebelumnya dilakukan oleh manusia kini telah digantikan oleh mesin, robot, atau kecerdasan buatan. Hal ini mengurangi kebutuhan akan pekerja ‘entry-level’ yang melakukan pekerjaan rutin, manual, atau berulang. Sebaliknya, perusahaan lebih mencari pekerja yang memiliki keterampilan digital, analitis, atau kreatif, yang biasanya membutuhkan pengalaman, pelatihan, atau pendidikan yang lebih tinggi. - Peningkatan Standar dan Ekspektasi
Faktor lain yang menyebabkan pekerjaan ‘entry-level’ semakin sulit adalah peningkatan standar dan ekspektasi dari perusahaan maupun pencari kerja. Banyak perusahaan yang menaikkan kualifikasi atau persyaratan untuk pekerjaan ‘entry-level’, seperti meminta pengalaman kerja, sertifikat, atau gelar yang relevan. Hal ini membuat pekerjaan ‘entry-level’ semakin sulit dijangkau oleh para pencari kerja yang belum memiliki kualifikasi tersebut. Di sisi lain, banyak pencari kerja yang memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap pekerjaan ‘entry-level’, seperti gaji, fasilitas, atau jenjang karir. Hal ini membuat pekerjaan ‘entry-level’ semakin kurang diminati oleh para pencari kerja yang merasa tidak puas atau tidak sesuai dengan ekspektasi mereka.
Dampak Menurunnya Pekerjaan ‘Entry-Level’
Menurunnya pekerjaan ‘entry-level’ memiliki dampak yang signifikan bagi pasar tenaga kerja, antara lain:
- Meningkatnya Pengangguran dan Kemiskinan
Salah satu dampak paling serius dari menurunnya pekerjaan ‘entry-level’ adalah meningkatnya angka pengangguran dan kemiskinan. Pekerjaan ‘entry-level’ merupakan sumber pendapatan dan penghidupan bagi banyak orang, terutama yang berada di lapisan bawah atau rentan. Tanpa pekerjaan ‘entry-level’, banyak orang yang kehilangan pekerjaan atau kesempatan kerja, dan mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan dasar mereka. Hal ini dapat menimbulkan berbagai masalah sosial, ekonomi, dan kesehatan. - Menurunnya Kualitas dan Kuantitas Tenaga Kerja
Dampak lain dari menurunnya pekerjaan ‘entry-level’ adalah menurunnya kualitas dan kuantitas tenaga kerja. Pekerjaan ‘entry-level’ merupakan pintu masuk bagi banyak orang untuk memasuki dunia kerja dan mengembangkan keterampilan, pengetahuan, dan pengalaman kerja mereka. Tanpa pekerjaan ‘entry-level’, banyak orang yang tidak memiliki kesempatan untuk belajar dan berkembang di bidang yang mereka minati atau pilih. Hal ini dapat mengurangi ketersediaan dan kesiapan tenaga kerja yang berkualitas dan kompeten untuk mengisi posisi-posisi yang lebih tinggi atau strategis. - Meningkatnya Ketimpangan dan Ketidakadilan
Dampak lain dari menurunnya pekerjaan ‘entry-level’ adalah meningkatnya ketimpangan dan ketidakadilan. Pekerjaan ‘entry-level’ merupakan salah satu cara untuk mengurangi kesenjangan dan meningkatkan kesetaraan antara berbagai kelompok sosial, ekonomi, atau demografis. Dengan pekerjaan ‘entry-level’, banyak orang yang memiliki akses dan peluang yang sama untuk berkarier dan meningkatkan kesejahteraan mereka. Tanpa pekerjaan ‘entry-level’, banyak orang yang terpinggirkan atau diskriminasi dalam pasar tenaga kerja, dan mengalami kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan yang layak dan adil.